Mesin pembuat butiran plastik memainkan peran penting dalam daur ulang dan penggunaan kembali plastik. Namun, beberapa bahan plastik tidak cocok untuk dicampurkan untuk granulasi. Plastik PP dan PE, khususnya, tidak cocok untuk dicampur karena perbedaan sifatnya. Artikel ini membahas mengapa kedua plastik ini tidak boleh dijadikan pelet bersama-sama, dan apa konsekuensi dari pembuatan pelet bersama-sama.
Alasan untuk tidak melakukan pelet pada saat yang bersamaan
Sifat fisik yang berbeda
Terdapat perbedaan yang signifikan pada sifat fisik plastik PP dan PE; Plastik PP umumnya lebih keras, sedangkan plastik PE lebih lembut. Perbedaan ini mengakibatkan distribusi panas dan tekanan yang dihasilkan selama pemrosesan tidak merata, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan sifat pelet.
Perbedaan suhu leleh
Terdapat juga perbedaan suhu leleh PP dan PE. PP meleleh pada suhu antara 160°C dan 170°C, sedangkan PE meleleh pada suhu antara 120°C dan 130°C. Ketika kedua plastik ini dipeletkan bersama-sama dengan mesin pembuat butiran plastik, suhu leleh pelet dapat bervariasi. Ketika kedua plastik ini dipeletkan bersama-sama, tidak mudah untuk mengontrol suhu pemanasan karena perbedaan suhu leleh yang besar, yang mempengaruhi efek pelet.
Konsekuensi dari pembuatan pelet bersama-sama
Kualitas pelet buruk
Ketika plastik PP keras dan plastik PE lunak dicampur untuk pembuatan pelet, perbedaan sifat keduanya dapat mengakibatkan kualitas pelet yang buruk. Pelet ini mungkin memiliki ukuran yang tidak rata, bentuk tidak beraturan, dll., sehingga mempengaruhi pemrosesan dan aplikasi selanjutnya.
Mesin pembuat butiran plastik rusak
Mesin pembuat butiran plastik biasanya perlu disesuaikan dan diatur untuk berbagai jenis plastik. Jika PP dan PE dicampur untuk pembuatan pelet, hal ini dapat menyebabkan kerusakan mesin atau keausan dini, sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan peralatan.
Mengurangi produktivitas
Produktivitas juga dapat terpengaruh karena masalah kualitas dan kegagalan mesin pembuat butiran plastik selama proses pembuatan pelet. Dibutuhkan lebih banyak waktu dan biaya untuk memperbaiki atau mengganti peralatan, sehingga mengurangi produktivitas.
Singkatnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara plastik PP dan PE, jadi sebaiknya jangan mencampurkannya saat melakukan pembuatan pelet plastik. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi termasuk kualitas pelet yang tidak konsisten, kegagalan peralatan, dan masalah kinerja produk akhir. Oleh karena itu, dalam melakukan daur ulang dan penggunaan kembali plastik, plastik harus disortir dan diproses secara tepat sesuai dengan jenis dan sifatnya untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan plastik daur ulang.